Posisi pasien di meja operasi ditentukan dari jenis operasinya. Tidak hanya posisi waktu
operasi, tetapi juga konsistensi fungsi vital pernafasan dan sirkulasi. Selama operasi pasien harus dilindungi dari trauma syaraf dan gangguan sirkulasi adarah dengan menghindari ketegangan dan penekanan semua otot bagiantubuh. Untuk mempersiapkan posisi pasien perawat akamar bedah harus mengetahuianatomi meja operasi serta cara pemakaiannya. Sebelum operasi perawat mencoba dan memastiakan bagaimana cara menaikkan, menurunkan atau memiringkan serta mengetahui bagian meja operasi yang dapat dilepas, ditambah ataupun dipatahkan agar operasi beajalan lancar. Apabila diperlukan perubahan posisi intar operasi, begitu juga dengan lampu perawat juga harus mengetahui anatomi dan tekhnik agar sinar lampu fokus pada sayatan yang dalam. Selain itu kita juga harus tahu bagaimana cara mengunci meja dan membuka kunci sehingga dapat digerakkan. Apabila semua itu sudah di pahami, jangan lupakan perawatan pada meja operasi anda.
Posisi Pada Meja Operasi
Posisi Tim Bedah pada meja operasi bervariasi teragantung kebiasaan dan kenyamanan masing- masing rumah sakit, umumnya Dokter Bedah (Operator / chief surgeon) berdiri disisi meja operasi yang berdampingan dengan perawat bagian Instrument (Instrumentator / Scrub Nurse). Asisten Pertama ( Assistent surgeon) berdiri dihadapan Operator dan jika ada Asisten Kedua ia berdiri di samping Asisten Pertama dihadapan Instrumentator. Perpindahan posisi dilakukan jika dibutuhkan sebuah retraksi ataupun manuver untuk kenyamanan Tim.Omloop (Perawat Sirkuler / Sirculating Nurse) berada di luar area Steril, begitu juga Dokter Anesthesi (Anesthetist) didampinggi Penata Anesthesi (Assistent Anesthetist) berada di luar area Steril biasanya di atas kepala pasien.
Tinggi Meja Operasi
Tinggi meja operasi sebaiknya disesuaikan dengan kenyaman Tim Bedah. Tinggi idealnya adalah ± setinggi batas siku dokter ketika lengan dokter berada disamping. Anggota tim yang merasa meja operasi terlalu tinggi dapat diberikan alat bantu berups tangga ataupun sejenisnya yang membuatnya nyaman untuk bekeraja tanpa ketegangan fisik yang dialami.
Asisten Pertama bertanggung jawab dalam mengatur posisi meja operasi dan lampu operasi sehinga lapangan operasi mendapat penyinaran yang baik.
Persiapan Untuk Mengatur Posisi
Sebelum pasien dibawa ke Ruang Operasi Perawat Sirkuler harus :
Lihat kembali posisi yang dianjurkan degan berpedoman kepada prosedur operasi yang akan dilakukan
Konfirmasi kepada Anggota Tim yang lain jika tiaadak yakin mengenai posisi tersebut
Konsultasi ke Operator segera mungkin jika masih tidak yakin dengan posisi tersebut
Siapkan dan susun alat atau asesoris meja yang diperlaukan untuk prosedur
Yang harus diketahui oleh perawat Sirkuler :
Mengatur posisi pasien
Mengetahui cara kerja operasi secara mekanik serta dapat melindungi dan meletakkan posisi tubuh pasien yang aman dan nyaman
Mengetahui prosedur tindakan
Menjaga dan merawat alat agar selalu dalam keadaan siap pakai
Cara-cara pengamanan pasien
Pada saat akan memindahkan pasien identifikasi lokasi operasi secara tepat sangat di butuhakan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:
Meja operasi harus terkunci pada saat pasien pindah dari dan ke meja operasi serta pada saat pasien berada di atasnya
Jika menggunakan papan tangan harus diperhatikan jangan sampai hiperekstensi
Pada pasien tua harus dipindahkan dengan hati-hati agar sistem tubuh tidak terganggu
Jika posisi supine (berbaring), perhatikan punggung tumit dan tungkai tidak boleh disilangkan sebab akan menekan pembuluh darah dan syaraf
Jika posisi pronasi (telungkup), hindari penekanan pada area dada sebab akan mengganggu sirkulasi dan pernapasan
Keamanan pasien sangat diutamakan jika perlu pasang safety bell
Perhatikan selang-selang yang terpasang seperti kateter urin,NGT, IV-line, CVP, drainage jangan sampai tertekan
Jika ada perubahan posisi ataupun ingin memindahkan pasien konfirmasikan dan meminta ijinlah ke Tim Anestesi
Pasangalah arde cutter / diathermi dengan tepat (beberapa merek menggunakan handuk basah, jelly, dan ada pula yang arde yang sudah memiliki perekat
Kriteria Posisi
Kriteria yang harus dipenuhi dalam membuat posisi ysng tepat adalah:
Keamanan dan kenyamanan maksimum meruapakan kriteria yang terpenting
Posisi tidak mengganggu sistem pernapasan dan seharusnya tidak ada penekanan pada leher dan dada , misalnya tangan pasien harus berada di samping / papan lengan, bukan disilangkan di atas dada.
Posisi tidak mengganggu Sistem peredaran darah agar haemostatis alami timbul dengan cepat dan tidak terjadinya kematian jaringan, penyangga badan dan pengikat tidak boleh terlalu kencang
Posisi tidak mengganggu sistem persyarafan. Penekanan yang lama pada saraf perifer dapat menyemebabkan agangguan mobilisasi sampai kelumpuhan.
Posisi harus sesuai dengan prosedur yang akan dilakukan. Tim Bedah harus memiliki area operasi yang cukup luas sehingga nyaman dan terhindar dari trauma intra operasi
Tidak ada gangguan rasa nyaman setealah operasi , misalnya kulit terbakar arde diatermi, ataupun gangguan mobilisasi.
Alat-alat yang digunakan :
Safety belt (sabuk pengaman)
Anesthesia screen (booh)
Wrist atau Arm Strap (sabuk ikatan tangan)
arm Board (Papan lengan)
elbow pads atau protector (papan atau pelindung bahu)
shoulder bridge (penyangga bahu)
Kidney rest (set posisi ginjal)
Body restraint strap digunakan dalam laminektomy
Hemmoroid strap untuk posisi lithotomy atau gynecology procedure
Body rest / brances untuk posisi miring
Cara pengaturan posisi pasien dengan jenis tindakan pembedahan
yang sudah standar / baku
Posisi pasien di meja operasi
Posisi Supine
Biasa digunakan pada : operasi Otak, Jantung, abdomen, operasi extremitas (lengan dan kaki)
Tyroiditis position
Biasa digunakan pada: operasi daerah leher, thyroidectomy, tracheostomy, larink
Posisi cholethiasis
Biasa digunakan pada:
operasi bladdera, liver
Lithotomy position
Biasa digunakan pada :
Operasi Hemoroidektomy, partus, Total Vaginal Histerectomy, Vulvectomy, TUR-P, Cystoscopy, kuretage
Lateral / Lombotomy position
Biasa digunakan pada : Operasi sebelah dada, Thoracotomy, Shoulder, pinggang, ORIFfemur, Hip joint (panggul)
Jack-knee position
Biasa digunakan pada : operasi rektum, sakrum
Nefroithotomy position (remove kidney)
Biasa digunakan pada : operasi ginjal, gland adrenal
Mahammadien position (Knee / elbow / Rabbit position)
Biasa digunakan pada : Spinal column (sumsum tulang belakang)
Fowler position
Biasa digunakan pada : Pasien yang akan diberikan anestesi yang mengalami ful stomach (perut penuh)
Sitting position
Biasa digunakan pada : Otak, cervical vertebra, tonsilectomy
Trendelenburg position
Biasa digunakan pada : operasi uterus atau ovary, operasi rectum
Prone position
Biasa digunakan pada : operasi daerah belakang kepala, punggung, daerah belakang lutut, repair tendon archiles, adrenal gand.
Perilaku selama di Meja Operasi
Perlaku selama di Meja Operasi adalah penting. Pada saat operasi sebaiknya tidak terlalu banyak berbicara. Selanjutnya, telah dibuktikan bahwa kontaminasi bakteri di Ruang Operasi meningkat sesuai dengan banyaknya percakapan. Masalah percakapan ini sebaiknya diperhatikan lebih teliti jika operasi dilakukan dibawah anestesi lokal atau spinal. Percakapan yang terlalu keras dapat mengganggu ketenangan pasien. Jika pasien dalam keadaan sadar, lebih baik menggunakan isyarat-isyarat tangan bila ingin memina instrument dari perawat .
Jangan bersandar pada dada pasien, hal ini sangat berabahaya, karena akan menghambat gerakan napas pasien.
operasi, tetapi juga konsistensi fungsi vital pernafasan dan sirkulasi. Selama operasi pasien harus dilindungi dari trauma syaraf dan gangguan sirkulasi adarah dengan menghindari ketegangan dan penekanan semua otot bagiantubuh. Untuk mempersiapkan posisi pasien perawat akamar bedah harus mengetahuianatomi meja operasi serta cara pemakaiannya. Sebelum operasi perawat mencoba dan memastiakan bagaimana cara menaikkan, menurunkan atau memiringkan serta mengetahui bagian meja operasi yang dapat dilepas, ditambah ataupun dipatahkan agar operasi beajalan lancar. Apabila diperlukan perubahan posisi intar operasi, begitu juga dengan lampu perawat juga harus mengetahui anatomi dan tekhnik agar sinar lampu fokus pada sayatan yang dalam. Selain itu kita juga harus tahu bagaimana cara mengunci meja dan membuka kunci sehingga dapat digerakkan. Apabila semua itu sudah di pahami, jangan lupakan perawatan pada meja operasi anda.
Posisi Pada Meja Operasi
Posisi Tim Bedah pada meja operasi bervariasi teragantung kebiasaan dan kenyamanan masing- masing rumah sakit, umumnya Dokter Bedah (Operator / chief surgeon) berdiri disisi meja operasi yang berdampingan dengan perawat bagian Instrument (Instrumentator / Scrub Nurse). Asisten Pertama ( Assistent surgeon) berdiri dihadapan Operator dan jika ada Asisten Kedua ia berdiri di samping Asisten Pertama dihadapan Instrumentator. Perpindahan posisi dilakukan jika dibutuhkan sebuah retraksi ataupun manuver untuk kenyamanan Tim.Omloop (Perawat Sirkuler / Sirculating Nurse) berada di luar area Steril, begitu juga Dokter Anesthesi (Anesthetist) didampinggi Penata Anesthesi (Assistent Anesthetist) berada di luar area Steril biasanya di atas kepala pasien.
Tinggi Meja Operasi
Tinggi meja operasi sebaiknya disesuaikan dengan kenyaman Tim Bedah. Tinggi idealnya adalah ± setinggi batas siku dokter ketika lengan dokter berada disamping. Anggota tim yang merasa meja operasi terlalu tinggi dapat diberikan alat bantu berups tangga ataupun sejenisnya yang membuatnya nyaman untuk bekeraja tanpa ketegangan fisik yang dialami.
Asisten Pertama bertanggung jawab dalam mengatur posisi meja operasi dan lampu operasi sehinga lapangan operasi mendapat penyinaran yang baik.
Persiapan Untuk Mengatur Posisi
Sebelum pasien dibawa ke Ruang Operasi Perawat Sirkuler harus :
Lihat kembali posisi yang dianjurkan degan berpedoman kepada prosedur operasi yang akan dilakukan
Konfirmasi kepada Anggota Tim yang lain jika tiaadak yakin mengenai posisi tersebut
Konsultasi ke Operator segera mungkin jika masih tidak yakin dengan posisi tersebut
Siapkan dan susun alat atau asesoris meja yang diperlaukan untuk prosedur
Yang harus diketahui oleh perawat Sirkuler :
Mengatur posisi pasien
Mengetahui cara kerja operasi secara mekanik serta dapat melindungi dan meletakkan posisi tubuh pasien yang aman dan nyaman
Mengetahui prosedur tindakan
Menjaga dan merawat alat agar selalu dalam keadaan siap pakai
Cara-cara pengamanan pasien
Pada saat akan memindahkan pasien identifikasi lokasi operasi secara tepat sangat di butuhakan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:
Meja operasi harus terkunci pada saat pasien pindah dari dan ke meja operasi serta pada saat pasien berada di atasnya
Jika menggunakan papan tangan harus diperhatikan jangan sampai hiperekstensi
Pada pasien tua harus dipindahkan dengan hati-hati agar sistem tubuh tidak terganggu
Jika posisi supine (berbaring), perhatikan punggung tumit dan tungkai tidak boleh disilangkan sebab akan menekan pembuluh darah dan syaraf
Jika posisi pronasi (telungkup), hindari penekanan pada area dada sebab akan mengganggu sirkulasi dan pernapasan
Keamanan pasien sangat diutamakan jika perlu pasang safety bell
Perhatikan selang-selang yang terpasang seperti kateter urin,NGT, IV-line, CVP, drainage jangan sampai tertekan
Jika ada perubahan posisi ataupun ingin memindahkan pasien konfirmasikan dan meminta ijinlah ke Tim Anestesi
Pasangalah arde cutter / diathermi dengan tepat (beberapa merek menggunakan handuk basah, jelly, dan ada pula yang arde yang sudah memiliki perekat
Kriteria Posisi
Kriteria yang harus dipenuhi dalam membuat posisi ysng tepat adalah:
Keamanan dan kenyamanan maksimum meruapakan kriteria yang terpenting
Posisi tidak mengganggu sistem pernapasan dan seharusnya tidak ada penekanan pada leher dan dada , misalnya tangan pasien harus berada di samping / papan lengan, bukan disilangkan di atas dada.
Posisi tidak mengganggu Sistem peredaran darah agar haemostatis alami timbul dengan cepat dan tidak terjadinya kematian jaringan, penyangga badan dan pengikat tidak boleh terlalu kencang
Posisi tidak mengganggu sistem persyarafan. Penekanan yang lama pada saraf perifer dapat menyemebabkan agangguan mobilisasi sampai kelumpuhan.
Posisi harus sesuai dengan prosedur yang akan dilakukan. Tim Bedah harus memiliki area operasi yang cukup luas sehingga nyaman dan terhindar dari trauma intra operasi
Tidak ada gangguan rasa nyaman setealah operasi , misalnya kulit terbakar arde diatermi, ataupun gangguan mobilisasi.
Alat-alat yang digunakan :
Safety belt (sabuk pengaman)
Anesthesia screen (booh)
Wrist atau Arm Strap (sabuk ikatan tangan)
arm Board (Papan lengan)
elbow pads atau protector (papan atau pelindung bahu)
shoulder bridge (penyangga bahu)
Kidney rest (set posisi ginjal)
Body restraint strap digunakan dalam laminektomy
Hemmoroid strap untuk posisi lithotomy atau gynecology procedure
Body rest / brances untuk posisi miring
Cara pengaturan posisi pasien dengan jenis tindakan pembedahan
yang sudah standar / baku
Posisi pasien di meja operasi
Posisi Supine
Biasa digunakan pada : operasi Otak, Jantung, abdomen, operasi extremitas (lengan dan kaki)
Tyroiditis position
Biasa digunakan pada: operasi daerah leher, thyroidectomy, tracheostomy, larink
Posisi cholethiasis
Biasa digunakan pada:
operasi bladdera, liver
Lithotomy position
Biasa digunakan pada :
Operasi Hemoroidektomy, partus, Total Vaginal Histerectomy, Vulvectomy, TUR-P, Cystoscopy, kuretage
Lateral / Lombotomy position
Biasa digunakan pada : Operasi sebelah dada, Thoracotomy, Shoulder, pinggang, ORIFfemur, Hip joint (panggul)
Jack-knee position
Biasa digunakan pada : operasi rektum, sakrum
Nefroithotomy position (remove kidney)
Biasa digunakan pada : operasi ginjal, gland adrenal
Mahammadien position (Knee / elbow / Rabbit position)
Biasa digunakan pada : Spinal column (sumsum tulang belakang)
Fowler position
Biasa digunakan pada : Pasien yang akan diberikan anestesi yang mengalami ful stomach (perut penuh)
Sitting position
Biasa digunakan pada : Otak, cervical vertebra, tonsilectomy
Trendelenburg position
Biasa digunakan pada : operasi uterus atau ovary, operasi rectum
Prone position
Biasa digunakan pada : operasi daerah belakang kepala, punggung, daerah belakang lutut, repair tendon archiles, adrenal gand.
Perilaku selama di Meja Operasi
Perlaku selama di Meja Operasi adalah penting. Pada saat operasi sebaiknya tidak terlalu banyak berbicara. Selanjutnya, telah dibuktikan bahwa kontaminasi bakteri di Ruang Operasi meningkat sesuai dengan banyaknya percakapan. Masalah percakapan ini sebaiknya diperhatikan lebih teliti jika operasi dilakukan dibawah anestesi lokal atau spinal. Percakapan yang terlalu keras dapat mengganggu ketenangan pasien. Jika pasien dalam keadaan sadar, lebih baik menggunakan isyarat-isyarat tangan bila ingin memina instrument dari perawat .
Jangan bersandar pada dada pasien, hal ini sangat berabahaya, karena akan menghambat gerakan napas pasien.

















Comments
Post a Comment
Berikan saran dan komentar anda