Skip to main content

Aseptik dan Antiseptik Area Operasi



Pasien yang akan mengalami tindakan pembedahan , pada daerah pembedahannya harus bebas dari debu, mikro organisme dan minyak yang menempel pada kulit, gunanya membunuh kuman patogen penyebab infeksi pada luka sayatan kulit.
Kulit adalah organ pelindung tubuh yang utama, jika kulit rusak baik karena disengaja ataupun kecelakaan atau trauma maka organisme patogen akan mudah memasuki tubuh dan berkembang biak, mula-mula hanya setempat dan akhirnya menjadi sistemik. Proses radang merupakan respon tubuh untuk membatasi efek-efek luka, pertahanan internal yang melindungi tubuh terhadap infeksi sistemik. Disamping itu infeksi adalah suatu peroses dimana kuman patogen masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit. Luka sayatan pada pembedahan merusak pertahanan external dan memberi peluang masuknya kuman-kuman patogen.
Jika kuman patogen cukup virulen sehingga mengalahkan pertahanan tubuh. Maka dapat timbul penyakit dengan menghancurkan jaringan lokal atau toksinnya disebarkan secara sistemik. Luka akan terinfeksi jika bakteri berkembang biak sedemikian luasnya sehingga menimbulkan reaksi radang yang abnormalatau menimbulkan pus (nanah) atau cairan radang lainnya. Jadi tindakan aseptik dalam pembedahan merupakan hal yang harus dilakukan yang bertujuan menurunkan / menghambat proses infeksi. Maksud dari tekhnik aseptik adalah melindungi pasien dari kuman pathogen dari lingkungan yang melekat di area insisi sehingga area insisi terbebas dari mikro organisme yang merugikan.
Persiapan prabedah (preparation)pada kulit bertujuan untuk mematikan bakteri segera dan secara residual dengan memberikan obat yang bersifat bakteriostatik atau bakterisidal pada kulit. Sebenarnya proses pembersihan itu tidak hanya sehingga kerja desinfektan lebih baik. Antiseptik yang ideal adalah yang tetap efektif selama tindakan pembedahan, tetapi residunya mungkin dinetralisir atau terbilas cairan tubuh atau cairan lain yang digunakan selama operasi. Juga bakteri-bakteri yang bersembunyi dicelah-celah dan saluran kelenjar kulit dapat bertahan terhadap tindakan sterilisasi, bahnakan bermigrasi keluar dan berefaforasi. Oleh karena itu, larutan antiseptik yang digunakan pada pasien sebaiknya dibiarkan kering diudara agar diperoleh daya antiseptik yang tertinggi.



Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan :
Persiapan daerah operasi
Daerah operasi dan sekitarnya harus dibersihkan (preparasi dengan hydrex scrub) dan (desinfeksi dengan cairan antiseptik) sebelum ditutup dengan alat tenun steril (sebelum dilakukan drapping)
Persiapan antiseptik yang digunakan :
Dapat mengurangi jumlah mikroorganisme dengan cepat
Aman bagi kulit, tidak menimbulkan iritasi
Mampu menghilangkan atau menghapus sisa dari organik lain (sabun, detergen dan lemak)
Cara melakukan antiseptik daerah pembedahan
Bukalah peralatan steril set untuk antiseptik kulit diatas meja steril yang terdiri dari :
2 mangkok (kom kecil) tempat cairan antiseptik
1 piala ginjal ( Kidney disposal / nierbekken)
Sponge holder / Forceps antiseptik
Sponge/ Deppers (Kasa steril)
Cairan antiseptik dituangkan kedalam kom / mangkok.
Pencucian daerah pembedahan dimulai dari tengah menuju ke perifer dengan cara memutar seperti obat nyamuk (lihat gambar)
Kain kasa yang sudah dipakai sampai perifer tidak boleh dipakai kedaerah proximal insisi (harus dibuang)

Tata cara desinfeksi
Setelah pasien dalam keadaan teranestesi, daerah operasi diperlihatkan
Beberapa dokter bedah memilih untuk melakukan preparasi kulit area operasi yaitu menggosok daerah operasi dengan sikat penggosok lembut sebelum mengoleskan antiseptik.
Umbilikus dibersihkan dengan kapas lidi yang dibasahi dengan antiseptik ( bila  daerah tersebut merupakan area operasi
Selanjutnya perawat sirkuler akan melakukan disinfeksi dengan cara mengolesi area insisi terlebih dahulu kemudian akan diperluas secara melingkar keluar sampai batas keamanan yang cukup lebar.





Minimal dilakukan 3 kali pengolesan dengan antiseptik agar merata
Area disinfeksi dikeringkan agar terserap dan efektif
Jika daerah insisi adalah ekstremitas, maka pada saat disinfeksi ekstremitas dipegang oleh seorang asisten bedah agar seluruh bagian sekelilingnya terdesinfeksi
Setelah daerah desinfeksi kering segera dilakukan penutupan area operasi (drapping) dengan kain steril guna memperkecil area operasi.



Cara Melakukan Antiseptik Area Operasi

Persiapan abdomen
Area ini meliputi garis buah dada sampai 1/3 bagian atas paha, dari batas area yang menyentuh meja operasi (table line) ke area table line sebelahnya dengan posisi pasien melintang. Area yang diarsir adalah area yang terbebas dari bulu (area pencukuran). Arah panah dalam area tersebut menunjukkan arah gerakan preparasi dan desinfeksi area operasi.







Persiapan Thoracoabdominal Lateral
Area ini meliputi aksila, dada dan abdomen dari leher kepundak dan iliaka, dan diteruskan sampai melewati garis tengah, anterior serta posterior line.









Persiapan Dada dan Payudara
Area ini meliputi bahu, lengan atas, kebawah siku axila dan dinding dada sampai batas area yang menyentuh meja operasi (table line)dan melewati sternum sampai bahu yang lainnya. Bila pasien dalam posisi miring lateral, punggung juga di desinfeksi.



Persiapan Rektoperineal dan vagina.
Area ini meliputi pubis, vulva-labia, perineum, anus dan area sekitar termasuk bagian dalam dari 1/3 paha





Persiapan panggul
Area ini meliputi bagian abdomen dari panggul yang akan dilakukan tindakan, paha sampai ke lutut, bokong sampai table line, serta selangkangan dan pubis.








Gambar 6
Persiapan Lutut dan tungkai bawah
Area ini meliputi seluruh lingkar kaki yang akan dilakukan tindakan operasi dan diterusakan sampai ke atas paha











PERHATIAN :
Pasien sebaiknya sudah dilakukan antiseptik sebelum ahli bedah mencuci tangan dengan tujuan membiarkan antiseptik kering.
Jika dalam preparasi kulit memakai sikat penggosok, pakailah handuk steril yang kering untuk mengeringkan daerah insisi sebelum melalkukan desinfeksi antiseptik.
Bila kain kasa yang dipakai untuk persiapan prabedah telah digunakan pada daerah pubis atau area yang kotor harus dibuang.
Jika pasien telah menjalani kolostomi, stoma (lubang) dipersiapkan terakhir. Jika digunakan kain kasa untuk menyumbat stoma, maka pastikan kain kasa tersebut dicatat jumlahnya sehingga pada saat akhitr tindakan dapat diambil dengan jumlah yang tepat.

Semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Daftar Kode UPBJJ dan Kode Mata Kuliah Universitas Terbuka

_*DAFTAR KODE & UPBJJ*_ 21-Jakarta 22-Serang 23-Bogor 24-Bandung 11-Banda Aceh 12-Medan 13-Batam 14-Padang 15-Pangkalpinang 16-Pekanbaru 17-Jambi 18-Palembang 19-Bengkulu 20-Bandar Lampung 41-Purwokerto 42-Semarang 44-Surakarta 45-Yogyakarta 71-Surabaya 74-Malang 76-Jember 77-Denpasar 78-Mataram 79-Kupang 47-Pontianak 48-Palangka Raya 49-Banjarmasin 50-Samarinda 80-Makassar 81-Majene 82-Palu 83-Kendari 84-Manado 85-Gorontalo 86-Ambon 89-Ternate 87-Jayapura 10-Sorong 51-Tarakan 90-Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri _*DAFTAR KODE & PRODI*_ *FE (Fakutltas Ekonomi)* - 53/Ekonomi Pembangunan-S1 - 54/Manajemen-S1 - 83/Akuntansi-S1 - 483/Akuntansi Keuangan Publik-S1 - 458/Ekonimi Syari'ah *FHISIP (Fakultas Hukum Ilmu Sosial & Ilmu Politik)* - 30/Perpajakan-DIII - 50/Ilmu Administrasi Negara-S1 - 86/Ilmu Administrasi Negara bidang minat Administrasi dan Manajemen Kepegawaian-S1 - 51/Ilmu Administrasi Bisnis-S1 - 71/Ilmu Pemerintahan-S1 - 38/Kearsipan-DIV - 72/Ilmu Komunika...

Posisi Pasien selama Operasi (Kamar Bedah)

Posisi pasien di meja operasi ditentukan dari jenis operasinya. Tidak hanya posisi waktu operasi, tetapi juga konsistensi fungsi vital pernafasan dan sirkulasi. Selama operasi pasien harus dilindungi dari trauma syaraf  dan gangguan sirkulasi adarah dengan menghindari ketegangan dan penekanan semua otot bagiantubuh. Untuk mempersiapkan posisi pasien perawat akamar bedah harus mengetahuianatomi meja operasi serta cara pemakaiannya. Sebelum operasi perawat mencoba dan memastiakan bagaimana cara menaikkan, menurunkan atau memiringkan  serta mengetahui bagian meja operasi yang dapat dilepas, ditambah ataupun dipatahkan agar operasi beajalan lancar. Apabila diperlukan perubahan posisi intar operasi, begitu juga dengan lampu perawat juga harus mengetahui anatomi dan tekhnik agar sinar lampu fokus pada sayatan yang dalam. Selain itu kita juga harus tahu bagaimana cara mengunci meja dan membuka kunci sehingga dapat digerakkan. Apabila semua itu sudah di pahami, jangan lupakan peraw...